Medan | BMN - Gubernur Sumatera Utara (Sumut) Edy
Rahmayadi dan Wakil Gubernur (Wagub) Sumut Musa Rajekshah bersilaturahmi dengan
pemimpin redaksi dan wartawan di Gedung Binagraha, Medan, Selasa (25-09-2018). Edy menyampaikan, tanpa media atau pers, negara
tidak akan maju, dan tanpa wartawan, bubar Sumut ini.
Untuk itu, menurut Edy Rahmayadi, diskusi dengan
insan pers sangat penting. Diharapkan, pertemuan seperti ini digelar secara rutin.
“Tiap dua bulan saya pengen ketemu, saya akan bikin media center tempat kita
berdiskusi untuk membangun Sumatera Utara. Pertemuan ini untuk mengawali saja,
kalau Sumatera Utara tak ada wartawan, bubar Sumut ini,” katanya.
Dikatakannya, media memiliki tugas untuk mengawal
pemerintahan agar berjalan dengan baik, termasuk Pemerintah Provinsi (Pemprov)
Sumut. “Tolong wartawan kontrol sosial, tolong kawal saya sehingga saya bisa
berbuat jauh lebih baik, jangan yang disorot receh-recehnya saya, sorot visi
saya, kita ini anak Medan, jangan korbankan yang besar demi yang receh, saya
tak akan menyeleweng dan mengkhianati jabatan saya,” ujarnya.
Hal tersebut dilakukan Edy semata untuk membangun
Sumatera Utara sesuai dengan visi dan misinya pada saat kampanye lalu.
Dikatakannya, ada tanggungjawab kepada 14 juta warga Sumatera Utara di
pundaknya. “Sekarang ini saya imamnya, nakhoda Sumatera Utara, ijinkan saya
berbuat untuk kampung halaman saya ini,” ujarnya.
Pada kesempatan tersebut, Edy juga membahas isu-isu
yang menimpanya di media massa. Isu pertama yang dibahas Edy adalah tentang
dirinya yang disebut arogan. “Media-media ini bantu saya membangun Sumut,
jangan diprovokasi, jangan yang disorot arogannya saya, saya tak pernah emosi,
gaya saya memang begitu, kalau iya iya, nggak-nggak,” ungkapnya.
Meski begitu, Edy Rahmayadi siap untuk dibicarakan
seperti apapun. “Kita sudah siap untuk tidak populer, kalau kita masih
mengharapkan diri kita hanya untuk popularitas yang hasilnya hanya popularitas
saja,” ujarnya.
Edy juga membahas tentang kejadian yang terjadi di
Stadion Teladan, Jumat (21-09-2018) lalu. Saat itu Edy menemui suporter yang
menyalakan flare di tribun. Edy mengatakan flare dilarang oleh FIFA lantaran
faktor kesehatan para pemain di lapangan.
Katanya, PSMS sering dikenai denda puluhan juta
lantaran suporter yang tidak mengikuti aturan seperti menyalakan flare di
tribun. “Ini wartawan malah ribut saya nempeleng anak kecil, padahal kan tidak,
selain itu di situ persoalannya bukan
hanya denda, tapi harga diri Sumatera Utara,” ungkapnya.
Terkait pilihan presidennya yang sering ditanyakan
wartawan, Edy mengatakan tidak akan menyetir masyarakat Sumatera Utara untuk
memilih satu pihak. “Saya tidak akan mempengaruhi warga Sumut, saya tahu persis
karena tak semua pilihan warga Sumut sama, saya hanya memilih rakyat Sumut,
saya harus tahu menempatkan diri saya,” ujarnya.
Sementara itu, Wakil Gubernur Sumatera Utara Musa
Rajekshah mengatakan banyak hal yang menjadi masukan untuk Sumut ke depan.
Wakil Gubernur meminta media untuk memberikan masukan hal-hal baik yang bisa
dilakukannya. “Visi apa yang saya kampanyekan akan saya jalankan, media harus
bantu untuk mewujudkan itu, Sumatera Utara tidak akan maju tanpa media,”
ujarnya.
Terkait dengan program perlindungan perempuan dan
anak, Musa Rajekshah mengatakan Ranperda untuk itu akan disahkan menjadi
peraturan daerah. “Kita harapkan media, LSM dan pemerhati untuk memberikan
masukan, generasi di depan kalau mendapatkan perlakuan yang tidak baik,
bagaimana kita akan menghasilkan generasi yang baik,” ujarnya.(torong/b)
Posting Komentar