Kisah Hijrah Abdullah Peserta MTQN XXVII Asal Papua

Kamis, 11 Oktober 2018

 Medan |BMN -Hujan yang mengguyur Kota Medan sejak pagi tadi tidak mematahkan semangat para peserta MTQN XXVII 2018. Memasuki hari ketiga babak penyisihan cabang perlombaan Qiraat Sab'ah Mujawwad di Astaka Utama, Jalan Williem Iskandar, Medan berlangsung khidmat. Salah satu pesertanya Asal Papua Barat, terlihat lega telah menampilkan kebolehannya hari itu. Pria asli kelahiran Papua Barat bernama Abdul Sengkang Gurium ini ternyata muadzin di Masjid Istiqlal, Jakarta.

Kebolehannya melantunkan ayat suci Al-Qur’an membuatnya mendapatkan kesempatan berkuliah di Perguruan Tinggi Ilmu Qur’an (PTIQ) Jakarta dan selesai di tahun 2013 lalu. Abdullah sendiri baru aktif belajar ilmu Al-Qur'an saat ia berada dibangku kuliah semester empat, di Manokwari.

"Sebelum ke Jakarta saya sudah berkuliah lebih dulu di Papua, hingga semester 4. Satu waktu teman mengajak saya untuk belajar ilmu Al-Qur'an. Saya yang awalnya hobi bernyanyi tertarik untuk belajar mengaji. Dari situlah proses belajar saya dimulai," cerita Abdul tentang proses hijrahnya dari hobi bernyanyi di usia 19 tahun usai tampil di Astaka pada hari Rabu (10-10-2018).

Proses hijrah Abdul membuahkan hasil, dia berhasil juara di MTQ XXV tahun 2014 lewat golongan qori remaja.

Saat pindah ke Jakarta dia belajar qiraat Qur’an pada Buya Muhammad Ali, orang Betawi yang juga qori internasional dan bahkan sekarang menjadi salah satu dewan hakim untuk golongan tilawah remaja.

"Waktu itu saya bersama 10 orang berasal dari beragam suku dan daerah. Sembari beraktivitas sebagai mahasiswa, setiap Sabtu dan Minggu dimanfaatkan mendatangi Buya untuk belajar qiraat. Dalam sehari itu dimulai waktu sore, hingga subuh. Kita disebut santri kalong, karena hanya datang tiap Sabtu dan Minggu saja," jelasnya.

Kepindahannya ke Jakarta salah satu alternatif untuk memudahkan dia dan teman-temannya asal Papua untuk mendapatkan guru lebih baik dan lebih intens. Biasanya pemerintah mencari bakat anak-anak Papua untuk mendapat kesempatan belajar lebih baik dan intens.

Saat ini Abdul tinggal di Jakarta, sudah dua tahun ia mengabdi di Masjid Istiqlal sebagai muadzin disana. Abdul menjadi salah satu peserta dari 49 peserta yang mewakili Papua Barat.

"Saya memang belum optimis bisa masuk final, tapi saya sudah berikan yang terbaik," ujar ayah dua anak ini.

Abdul mempersiapkan penampilannya kali ini selama 3 minggu saja. Tapi ia berharap penampilannya bisa memotivasi anak-anak Papua untuk mau belajar ilmu Al-Qur’an.(torong)