Bener Meriah | Bandar Meriah News - Pj Bupati Bener Meriah, Drs. Haili Yoga, M.Si yang diwakili sejumlah pejabat di lingkungan pemerintah setempat, mengikuti Rapat Koordinasi (Rakor) virtual terkait dengan pengendalian inflasi daerah bersama Inspektur Jenderal Kementerian Dalam Negeri RI, Komjen Pol Drs. Tomsi Tohir Balaw, M, M.Si, Senin (15/01/2024).
Kegiatan itu, diikuti juga oleh Deputi III Bidang Perekonomian dari KSP Dr. Edi Priono., Plt. Sekretaris Utama Badan Pangan Nasional, Dr. Sarwo Edy., Direktur Statistik Harga BPS, Dr. Windhiarso Putranto. Sementara itu, dari pemkab Bener Meriah, dihadiri Asisten Perekonomian dan Pembangunan Setdakab, Sayutiman, SE., MM, Kepala Bappeda, Kadis PU, Kadis Perdagangan, Kadis Perhubungan, Perwakilan Kadis Koperasi dan UMKM, Perwakilan Kepala BPS, dan sejumlah dinas, badan, kantor terkait.
Direktur Statistik Harga BPS, Dr. Windhiarso Putranto mengatakan, berdasarkan historis perkembangan inflasi, selalu terjadi inflasi pada bulan Januari. Tingkat inflasi Januari relatif lebih rendah dibandingkan dengan inflasi bulan sebelumnya (Desember).
Disebutkan, Inflasi Januari selalu dominan disebabkan oleh Inflasi komponen harga bergejolak, kecuali pada Tahun 2022 komponen inti lebih dominan. "Secara nasional, jumlah Kabupaten/kota yang mengalami kenaikan IPH turun sebesar 9 persen poin. Wilayah dengan persentase penurunan terbesar secara berturut-turut adalah Pulau Jawa, Pulau Sumatera, Luar Pulau Jawa dan Sumatera,” rincinya.
Terkait komoditas penyumbang utama IPH menurut wilayah pulau Jawa dan Sumatera. Dari 15, 38 persen kabupaten/kota, dimulai Sumatera yang mengalami kenaikan IPH, kenaikan harga tertinggi terjadi Pulau Nias Utara dengan nilai IPH 4, 29 persen.
Di Pulau Jawa, dari 13,48 persen kabupaten/kota di Pulau Jawa yang mengalami kenaikan IPH, kenaikan harga tertinggi terjadi di Sleman dengan nilai IPH 2,81 persen. Sementara itu di luar Pulau Sumatera dan Pulau Jawa, dari 37,18 persen kabupaten/kota di luar pulau Jawa dan Sumatera yang mengalami kenaikan IPH, kenaikan harga tertinggi terjadi di Muna Barat dengan nilai IPH 6,90 persen.
"Penyumbang utama IPH tersebut adalah komoditi bawang merah, bawang putih, daging ayam ras. Perkembangan harga bawang merah nasional sampai dengan Minggu ke 2 (M2) Januari 2024 naik 16, 04 persen., bawang putih naik 4, 86 persen,” papar Widhiarso Putranto.
Drs. Tomsi Tohir Balaw, M, M.Si menyampaikan, kesimpulan rapat, yang pertama mengenai penghitungan impor yang harus dipersiapkan untuk Minggu depan. Administrasi berkaitan dengan hal bawang putih, Kementerian Pertanian ada rencana berkaitan dengan bibit cabai pada Tahun 2024 seperti Tahun 2023 sehingga bisa mensuport.
“Kementerian perdagangan terkait kenaikan minyak goreng di 120 kota lebih. Bulog terkait beras. Khusus berkaitan dengan Bawang Putih Irjen meminta Satgas pangan Polri Minggu dengan menyampaikan paparan khusus berkaitan dengan tren naik,” sebut Tomsi Tohir. (Rel/Diskominfo/Hamdani/ken)
Posting Komentar